Drumband SD Dewi Sartika

Drumband SD Dewi Sartika
Dumband SD Dewi Sartika

Jumat, 28 September 2012

BELAJAR BAHASA INDONESIA





KALIMAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG


A. Kalimat langsung


Kalimat Langsung adalah Kalimat yang secara cermat menirukan apa yang diujarkan orang.Kalimat Langsung adalah Kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain dengan lngsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut.

Ciri-ciri Kalimat Langsung:Bertanda petik dalam bahasa tertulis.Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
Berkemungkinan susunan :
pengiring/kutipan
kutipan/pengiring
kutipan/pengiring/kutipan
Penulisan huruf awal kutipan dengan huruf kapital pada susunan cara ke-1, ke-2, dan kutipan pertama cara ke-3.
Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
Contoh :
1. Ayah menyuruh, “Antarkan surat ini ke kantor Bapak!” (pengiring/kutipan).
2. “Ayo, masuk satu-satu” gertak polisi kepada tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap. (kutipan/pengiring).

B. Kalimat tak langsung
Kalimat Tak LAngsung adalah Kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan orang.
Kalimat Tak Langsung adalah Ragam kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang diubah susunannya oleh penutur, tidak menirukan atau mengucapkan lagi langsung dari sumber lain itu.
Ciri-ciri Kalimat Tak Langsung:
Tidak bertanda petik.
Intonasi mendatar dan menurun pada akhir kalimat.
Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
kata ganti orang ke-1 menjadi orang ke-3.
kata ganti orang ke-2 menjadi orang ke-1.
kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka, sesuai dengan isinya.
Berkata tugas: bahwa, agar, sebab, untuk, supaya, tentang, dan sebagainya.
Bagian kutipan semuanya berbentuk kalimat berita.
Contoh :
1. Ayah menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantornya.
2. Polisi menggertak tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap agar mereka masuk satu per satu.

Kamis, 27 September 2012

AYO BELAJAR JADI GURU YANG DISUKAI MURID...

Keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya.

Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang lain.

Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.

Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional, jumlah siswa dibatasi dalam setiap kelas maksimal 32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan pelajaran dengan baik dan siswa juga akan mudah menangkap yang nantinya akan mendapatkan hasil yang baik pula. Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah akan lebih mudah menyediakan alat praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti komputer, alat praktik IPA, peralatan olahraga, labor bahasa dan lain-lain.

Dan juga guru juga menyampaikan materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan alat multimedia. Bagi guru yang kreatif mereka membuat animasi karikatur dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh.

Bagian kurikulum juga harus memikirkan bagaimana agar siswa juga dapat menerima pembelajaran dengan baik dengan cara menyusun jadwal pelajaran dengan rapi. Dalam satu hari siswa jangan diberikan pelajaran yang berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran yang lainnya.

PAKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN)

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAKEM merupakan model pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum yang disempurnakan di bawah bimbingan MBE (managing based of education) dari UNESCO yang dalam aplikasinya pembelajaran yang mengembangkan kemampuan kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah.


Metode PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang diinginkan dalam implementasi KTSP di dalam kelas. Hal ini didasarkan dari bahwa PAKEM merupakan salah satu pilar pembangun KTSP selain manajemen sekolah dan PSM (peran serta masyarakat).


PAKEM juga merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif. Pengertian pembelajaran PAKEM dapat dijabarkan sebagai berikut


a. Pembelajaran Aktif


Model belajar aktif terkait erat dengan motivasi belajar karena adanya hubungan timbal balik diantara kedua hal tersebut; untuk belajar aktif diperlukan motivasi belajar yang kuat; sebaliknya belajar aktif akan menyebabkan kegiatan belajar menjadi lebih berhasil dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar. Dengan motivasi belajar yang meningkat maka peserta didik dapat membuat keputusan yang positif.


Menurut Mulyasa, “Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Hal ini diterapkan dalam bentuk pendekatan PAKEM pada pembelajaran.


Dalam pembelajaran ini, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan jalannya pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Sedangkan peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran.


Sebagai pusat belajar, peserta didik harus lebih aktif berkegiatan untuk membangun suatu pemahaman, ketrampilan, dan sikap/perilaku tertentu. Aktifitas siswa menjadi penting karena belajar pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (constructivism aproach). Dari proses pembelajaran aktif akan menyebabkan peserta didik mampu berpikir inovatif dan kreatif.


b. Pembelajaran Kreatif


Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Untuk itu guru dituntut mampu merangsang kreatifitas peserta didik dalam hal kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan.


Kreatif yang dimaksud adalah kemampuan peserta didik dalam menghasilkan sebuah kegiatan atau aktifitas yang baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya yang baru.


c. Pembelajaran Efektif


Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan cara melibatkan seluruh peserta didik dalam merencanakan proses pembelajaran.


Pendapat senada dikemukakan oleh Khaerudin dan Mahfud Junaedi yang menyatakan, “Pembelajararan dikatakan efektif jika peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan”.


Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Pembelajaran ini juga perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan yang memadai. Untuk itu, guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.


d. Pembelajaran Menyenangkan


Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure).30 Dalam pembelajaran ini guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik agar tercipta suasana keakraban antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.


Peter Kline dalam Gordon Dryden & Jeannette Vos mengatakan, “Belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan”. Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. “Kegembiraan” disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yang dipelajari), dan nilai yang membanggakan pada diri si pemelajar. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru.


Pembelajaran yang menyenangkan ini dapat terwujud apabila guru mampu mendesain materi pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi, game, team quiz, role playing dan sebagainya.